Rabu, 19 Desember 2012

Hanyut




OPINI- terkadang seseorang harus melewati sebuah fase tertentu dalam hidup untuk menuju tingkatan yang lebih tinggi. Sepertinya baru kemarin saya diterima di ST*N, melangsungkan pendidikan dengan semua proses perkuliahan dan ujian. Sepertinya baru kemarin saya berangkat ke Ibukota dan bertemu teman-teman rileks dan menghabiskan hari-hari bersama berbagi keceriaan. Sekarang fase baru dimulai, Kota Palu adalah persinggahanku selanjutnya. Bukan cerita yang menarik sebenarnya, hanya sebuah bukti tertulis manakala saya melewati sebuah fase dalam menjalankan hidup. Bekerja di lingkungan BPKP juga tidak pernah terpikir sebelumnya walaupun saya memang bukan tipe orang yang terlalu memikirnya kehidupan. Bagaimana kalau kita jalani saja layaknya air mengalir, tidak usah kita pikirkan hal-hal yang sebenarnya biasa dan pasti kita lewati. Inilah jalan yang diberikan, jalur ini yang harus dilalui.
waktu terus berjalan, sedangkan kita tidak sempat berfikir kenapa, bagaimana, apa dst. Hanya ikuti dan Hanyut dalam arus itulah yang biasa saya rasakan. Untungnya dengan begitu tidak ada yang menjadi beban, paling hanya sedikit kebingungan, keresahan semu dan kerinduan. kebingungan hanyalah suatu situasi yang mudah diatasi, itulah kesempatan kita untuk belajar bijak dalam menyikapi semua masalah. Lakukan pilihan atas tidakan-tindakan sederhana dan semua akan berlalu. 
Keresahan timbul dari adanya rasa takut atau cemas, karena manusia memang terbentuk beranekaragam, dalam prosesnya pasti akan bertemu dengan hal-hal yang membuat resah. Resah terhadap apa? resah karena apa? tidakkah semua itu hanya persoalan hidup biasa yang memang harus dilalui. Bukan menyepelekan tapi belajar untuk santai dan tenang mungkin bisa membuat jalan menjadi lebih terang. 
kerinduan itu adalah suatu hal yang Nyata dan pasti terjadi, tapi kita telah terbiasa untuk memendamnya. Biarkan kerinduan itu meluap-luap sehingga menjadi telaga dan yakinlah pasti akan terasa indah ketika kita melepaskannya. 
Jalani hidup dengan tenang, santai dan sederhana. Tidak perlu menuntut terlalu banyak, Jika tuhan Maha Adil bolehkan saya minta agar Keresahan, Kebingungan dan Kerinduan yang saya alami sebanding dengan kesenangan, ketenangan, dan kedamaian. Coba untuk menerima semuanya agar saya bisa menjadi seperti samudra, Coba menjadi gunung yang selalu merenung tanpa harus memaki dan mengeluh. 

2 komentar:

  1. tulisanmu bgs2 mas, ngejleeebb,
    marai kangen hwehe
    nulis trs yaa

    BalasHapus
  2. ak yo pngen ngobrol2 mbi kw, tp py carane

    BalasHapus