Diperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 %, sedang 30 % adalah penduduk tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030. Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitara 60 juta jiwa, atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif. Kondisi penduduk kita memang sangat majemuk, dengan keanekargaman suku, agama, ras dan budaya yang tersebar di berbagai wilayah dari sabang sampai merauke. Meskipun pulau jawa memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan pulau lainnya, akan tetapi menurut data statistik untuk dekade 2000-2010, Papua merupakan provinsi dengan pertumbuhan penduduk terbesar yakni 5,46% sedangkan jawa tengah hanya 0,37%. Persebaran penduduk di Indonesia saat ini masih belum merata, program transmigrasi yang sempat digadang-gadang oleh pemerintah sebagai solusi mengatasi pemerataan penduduk sepertinya masih belum tercapai. Masyarakat kita cenderung lebih tertarik dengan urbanisasi. Oleh karena itu, mayoritas penduduk indonesia memilih tinggal di kota-kota besar atau sekitarnya seperti Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), Bandung (Jawa Barat), Bekasi (Jawa Barat), Medan (Sumatra Utara) dll. Pola pikir mereka ini tentu bukan tanpa alasan, belum tercapainya pemerataan ekonomi dan pembangunan infrastruktur daerah yang cenderung lambat dan jauh tertinggal dengan pulau jawa adalah faktor utama yang mendorong mereka melakukan urbanisasi. Tentunya ketersediaan lapangan pekerjaan di kota adalah tujuan utama mereka, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kondisi perekonomian mereka. Kota-kota besar di Pulau Jawa adalah tujuan favorit para urban, Memang faktanya pulau jawa merupakan pusat bisnis dan industri dimana perusahaan-perusahaan raksasa dari kelas nasional sampai internasional banyak beroperasi disana.
Statistik Indonesia menunjukkan bahwa 58% industri terpusat di pulau jawa, peringkat
kedua ditempati oleh sumatra sebesar 24%, sedangkan pulau lain rata-rata
menyumbang 5%. Dari fenomena inilah muncul istilah “Indonesia adalah Jawa". Peran serta aktiv pemerintah sangat diharapkan untuk mengatasi
permasalahan pemerataan tersebut. Dari era pemerintahan SBY sampai Jokowi
memang mulai digalakkan pembangunan wilayah luar jawa, tentunya kita semua
berharap semoga program ini bisa terlaksana dengan lancar agar bisa mengurangi
kesenjangan ekonomi antara jawa dan Luar Jawa.
Indonesia sebagai negara berkembang
senantiasa mengembangkan segala potensi dalam berbagai sektor ekonomi. Sektor
vital seperti pertambangan, industri, dan perdagangan telah berkembang dengan
pesat seiring dengan bertambahnya penduduk usia produktif di indonesia. Seperti
data yang dikutip dari Databooks/ katadata bahwa sektor pertambangan Indonesia
menyumbang penerimaan cukup besar sebesar 7,2% menempati posisi kelima dibawah
sektor konstruksi, pertanian, perdagangan. dan pengolahan. Pada negara-negara
berkembang seperti Indonesia konsep yang digunakan adalah sektor padat modal
dan padat karya karena pada negara berkembang diperlukan modal yang besar untuk
menghasilkan output dan dibutuhkan pula SDM yang banyak agar negara berkembang
ini menjadi negara maju. Industri-industri yang berkembang di indonesia tentu
siap menampung banyak tenaga kerja baik terdidik maupun terlatih.
Permasalahannya tinggal bagaimana cara menarik para investor atau pemilik modal
agar mau berinvestasi di Indonesia. Karena ketersediaan tenaga kerja melimpah
juga harus diikuti dengan ketersediaan modal agar industri – industri di
Indonesia cepat berkembang.
Salah satu manfaat yang dapat kita
ambil adalah komposisi demografi Indonesia guna menunjang pertumbuhan
perekenomian Indonesia yaitu penduduk usia produktif yang ada di Indonesia.
Selama pemerintah mampu menyediakan lapangan kerja, Mereka bisa menjadi aset
utama dalam meningkatkan perekonomian. Sebaliknya, jika pemerintah tidak siap
untuk menyediakan lapangan pekerjaan, hal ini akan menjadi boomerang bagi
pemerintah karena tingkat pengangguran yang sangat tinggi akan menggangu
stabilitas perekonomian. Hasil studi menunjukkan usia penduduk Indonesia akhir tahun
2016 rata-rata adalah 28.6 tahun (perkiraan tahun 2016). Ini adalah median age
yang berarti separuh dari populasi Indonesia berusia 28.6 tahun lebih dan
separuhnya lagi umurnya di bawah 28.6 tahun. Mengenai jenis kelamin, rata-rata
median age wanita Indonesia adalah 29.1 tahun, sementara median age pria lebih
muda setahun (28.1 tahun). Tingginya usia produktif suatu bangsa berpengaruh
positif terhadap aktivitas konsumsi dan produksi yang terjadi. Dengan banyaknya
penduduk usia produktif, maka tersedia angkatan kerja yang cukup banyak untuk
mendukung industrialisasi. Dengan kata lain, terdapat kesempatan perputaran
uang baik lewat investasi maupun transaksi lainnya lebih besar. Sebagai contoh,
saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk dalam 3 terbaik di dunia. Data
yang ada menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai lebih dari 50 persen usia
produktif pada 2010 . Dengan kata lain, ada korelasi positif antara jumlah
penduduk dengan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dari data yang diperoleh
terdapat 15 sektor utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja, peringkat
teratas di tempati oleh sektor perdagangan besar & eceran dan reparasi
perawatan kendaraan yang menyerap lebih dari 22juta tenaga kerja, kemudian
diikuti oleh sektor industri pengolahan, makanan dan minuman, pendidikan, dan
konstruksi. Hal tersebut diikuti dengan tingginya PDB dari masing-masing sektor
tersebut.
.
Lapangan pekerjaan semakin hari semakin
berkembang. Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan
bonus demografi di Indonesia. Banyaknya angkatan kerja yang dimiliki Indonesia
merupakan potensi besar untuk menopang roda-roda perekonomian. Namun untuk
menyiapkan itu semua tidak cukup hanya dengan menyediakan lapangan pekerjaan
saja. Masih banyak aspek-aspek penting lain yang harus diperhatikan. Dalam hal
Kompetensi misalnya, untuk mengembangkan potensi SDM, pemerintah hendaknya bisa
memberikan sistem pendidikan yang berkualitas dan terjangkau. Apabila kualitas
angkatan kerja kita tidak kompeten, maka tidak menutup kemungkinan kita akan
kalah dengan para calon tenaga kerja asing dan kita hanya menjadi korban
imperialisme gaya baru dimana kita hanya diperbudak orang asing lulusan
sekolah/ universitas luar negeri yang lebih kompeten. Maka dari itulah Meskipun
kita unggul secara kuantitas, akan lebih ideal jika diikuti dengan kualitas
kompetensinya. Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan jaminan kesehatan
yang memadai mengingat kebutuhan jaminan kesehatan adalah aspek penting yang
melekat pada suatu entitas kerja. Aspek pemerataan juga menjadi pekerjaan rumah
yang harus dipecahkan. Semoga pembangunan infrastruktur di luar jawa dan optimalisasi
transportasi laut yang sudah mulai digencarkan bisa menjadi titik awal
pemerataan ekonomi di Indonesia. setiap daerah di Indonesia memiliki potensi
ekonominya masing-masing, tinggal bagaimana pemerintah menggali dan
memaksimalkan potensi yang ada. Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut
memang tidak semudah yang diucapkan, pemerintah harus menyiapkan dana yang
cukup besar dan merombak sistem tata kelola pemerintahan kita yang terkenal
korup agar tidak menganggu produktifitas bangsa. Aspek pengawasan juga menjadi
sorotan utama, pengawasan ketat dari pemerintah bisa terus dilakukan, seperti
yang dipraktikkan Presiden Jokowi saat ini dengan mengunjungi langsung
pembangunan-pembangunan infrastruktur di daerah-daerah. Maka dapat kita tarik
kesimpulan bahwa bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia,
dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi
SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi.
Mampukan Pemerintah kita memanfaatkan
bonus demografi?
Tema : Manfaat bonus demografi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sumber Data : http://databoks.co.id/
Tema : Manfaat bonus demografi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sumber Data : http://databoks.co.id/