Senin, 05 Maret 2012

salak

cerita yang berawal dari sebuah kegemaran
mendaki gunung adalah sebuah aktivitas yang bisa dikatakan sebuah hobi dan olah raga, tergantung bagaimana kita menjalaninya. bagiku mendaki gunung adalah sebuah hobi yang kita lakukan demi kepuasan dan kesenangan jiwa. namun, aktivitas ini memiliki keistimewaan tersendiri ketika mendaki gunung menuntut suatu nyali yang kuat, kemauan dan kebulatan tekat. aku kira banyak nilai yang terkandung dalam aktivitas ini yang membentuk karakter suatu individu mupun kelompok menjadi lebih kuat, seperti halnya kemandirian, kekompakan, kecerdasan, kekuatan, dan masih banyak lagi lainnya. yang terpenting adalah tentang kepuasan yang didapat ketika kita bisa mencapai titik puncak, berada diantara rimbunnya pohon rimba, melewati dengan semua kelelahan dan beban yang dibawa demi sebuah hasil yang akan kita nikmati di puncak, dengan begita kita bisa menikmati aktivitas ini pada titik kepuasan tertinggi. 

pendakian kali ini adalah realisasi dari suatu rencana bersama anak-anak rileks, saat kita berkumpul kembali setelah lulus kuliah. menjelang keluarnya pengumuman yang telah dinanti-nanti sejak lama yaitu penempatan instansi. setelah berhasil membeli tenda dan kompor yang biasanya kita sewa jika ingin naik gunung maka rencana ini segera bisa diwujudkan. bisa dibilang pendakian ini adalah perayaan keluarnya pengumuman instansi karena kebetulan pendakian ini dilaksanakan pada minggu pertama setelah
pengumuman keluar, tapi juga bisa dibilang hanya rencana iseng belaka untuk pengalokasian sebagian uang yang didapat setelah bekerja/ magang di KAP selama beberapa minggu.
gunung salak (2211mdpl) terletak di perbatasan kota sukabumi - bogor dengan beberpa jalur pendakian, untuk pedakian kami kali ini kami memilih lewat jalur cidahu, sukabumi. beerangkat dari rumah sekitar pukul 02.30 dini hari pada hari sabtu 3/3/12, kami berlima menggunakan 3 sepeda motor dan sampai di TNGH salak sekitar pukul 05.30. pertama-tama pendakian ini sempat hampir gagal karena ternyata jalur sedang tutup karena alasan penghijauan rutin tahunan. dengan sedikit lobi akhirnya dapatlah ijin untuk melakukan pendakian ke kawah ratu selama 2 hari 1 malam. memang sepertinya waktu itu pendakian sangat sepi, hanya ada beberapa orang/ kelompok yang mendirikan tenda di bumi perkemahan. dengan niat yang kuat akhirnya kami sepakat untuk melawan aturan dan melakukan pendakian ke puncak tanpa menghiraukan peringatan petugas yang hanya memberi ijin pendakian sampai kawah ratu saja.

sebelum melakukan pendakian kami juga disempatkan bertemu dan sharing cerita-cerita seru dengan komunitas punk muslim yang juga akan melakukkan pendakian sampai kawah ratu, dari mereka kami mengenal komunitas tersebut, kegiatan mereka, dan visi misi yang mereka junjung selama ini sebagai punk muslim. ternyata setelah lama menyimak cerita dari mas asep(ketua punk muslim jabodetabek) aku sadar betapa mulia dan hebatnya tujuan adanya komunitas ini. mereka adalah bekas anak punk jalanan yang berusaha mengubah hidup mereka untuk mengerti bahwa punk bukan jalan hidup mereka dan hanya pada Allah sang pencipta tujuan hidup mereka bisa diraih. bayangkan perjuangan mereka untuk memutar hidup mereka 180' dari hidup bebas di jalanan menjadi seorang muslim yang taat. "kami ingin mengajak anak-anak punk lain untuk berjalan bersama kami agar tidak terlalu lama tersesat di jlan yang salah itu" begitu kata-kata yang sering keluar dari mas asep. dia juga bercerita bagaimana perjuangan mereka ketika ada orang tua dari seorang anak perempuan benama Intan yang meminta tolong kepada mereka untuk membujuk Intan yang ketika itu menjadi anak punk jalanan agar kembali ke jalan yang benar, dengan segala cara dan berbagai macam pendekatan yang tidaklah gampang akirnya sekarang anak itu menjadi ukhti yang memegang teguh Islam. dari cerita itu tadi saja aku telah mengerti kalau komunitas ini memang hebat. selain itu mas asep juga menceritakan tentang anggaran, musik, dakwah, kewenangan, doktrinasi dan bisnis mereka. rencananya mereka akan melakukan pendekatan pada anggota-anggota baru mereka agar labih matang menjadi punk muslim di gunung salak ini, bisa dikatakan semacam doktrinasi. berawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja di tempat yang sama-sama asing aku merasa mendapat sebuah cerita baru yang sangat hebat dari sebuah komunitas hebat secara langsung, sungguh pengalaman yang luar biasa bagiku.

Pendakian
setelah puas bertukar cerita dengan mas Asep kami beristirahat sejenak untuk memulai pendakian pada pukul 08.00. walaupun hanya 2211 mdpl gunung ini memiliki track yang becek dan agak extreme. pendakian dimulai dari pos pendakian setelah berjalan kira-kira 300m dari penitipan motor. dengan menyebrangi kali terlebih dahulu karena gerbang masuk pos pendakian tidak dibuka(jalur ditutup) kami berlima mulai melangkahkan kaki menuju puncak gunung salak.
check point pertama adalah persimpangan bajuri yaitu persimpangan menuju kawah ratu dan punak salak I. dibutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan melalui track sepanjang 2,5 km dari pos menuju bajuri. disana tertulis menuju puncak salak 5 km dan menuju kawah ratu 1,5 km sesuai kesepakatan maka kami mengambil jalur puncak dan tidak ke kawah ratu. baru beberapa menit berjalan ternyata kami salah jalur dan masuk jalur kawah ratu, untungnya kami bertemu seorang pendaki senior yang memberitahu kami bahwa jalur kami bukan jalur ke puncak melainkan menuju kawah. akhirnya kami berlima berbalik arah dan mencari jalur pendakian yang benar sesuai arahan dari pendaki tersebut. setelah hampir putus asa mencari dan 1,5 jam berputar-putar akhirnya kami menemukan jalur yang benar dan pendakian ke puncak tidak jadi dibatalkan, padahal kami sudah sempat berfikir untuk mengalihkan pendakian ke kawah ratu. sekitar pukul 11.30 pendakian ke puncak salak I dimulai, berbeda dengan jalur pendakian awwal menuju Bajuri yang relatif mudah pendakian ke puncak ini lumayan berat. jalur yang dilalui unuk mencapai puncak salak I sangat bervareasi, ada yang berupa lumpur yang dimana kaki bisa masuk sampai lutut, ada juga jalur yang berupa tanjakan licin dan hanya bergantung pada akar pohon, ada juga jalur yang dilalui dengan tali, ada lagi jalur yang sempit dengan jurang di kanan-kiri dan rawan longsor sehingga kita harus serba hati-hati melewatinya, belum lagi pacet dan tanaman berduri yang setia menemani di perjalanan. dengan penuh kesabaran dan tekat yang bulat kami semua berhasil sampai puncak sekitar pukul 17.45. disana sangat sepi hanya kami berlima dan 3 pendaki lain yang telah lebih dahulu tetapi tidak melewati jalur pendakian yang sama dengan kami. di puncak terdapat sebuah makam yang katanya juga sering didatangi peziarah. sumber air kami dapatkan dari genangan air hujan di sekitar puncak karena sungai terakhir yang kami temukan ada di dekat persimpangan bajuri dan selebihnya tidak ada aliran air lagi. setelah puas menikmati puncak keesokan harinya pukul 10.00 kami memutuskan untuk turun agar tidak kemalaman sampai rumah. ketika perjalan turun, setengah perjalanan kami lalui dengan kondisi hujan dan sesekali disambut kabut tebal atau bau belerang dari kawah yang lumayan menyengat.  rencana untuk mampir ke kawah ratu terpaksa batal karena cuaca tidak mendukung dan takut jika tiba di kawah terlalu sore maka intensitas asap belerang terlalu berbahaya. akhirnya kami memutuskan untuk langsung turun dan pada pukul 15.30 kami telah sampai di pos pendakian dengan selamat.

Tragedi Perjalanan Pulang
setelah sejenak istirahat di sebuah warung kopi kami berkemas untuk pulang, sekitar pukul 16.45 kami meninggalkan TNGH Salak. disambut dengan macet selama perjalanan sukabumi-ciawi ternyata perjalanan pulang tidak semulus yang yang dinginkan. tepatnya di ketika baru mencapai bogor kota salah satu motor macet dan terpaksa harus ditarik menggunakan tali sampai bintaro karena sudah tidak ada bengkel yang buka pada waktu itu, apalagi rusaknya parah sehingga tidak mungkin bisa dengan cepat diperbaiki. akhirnya kami berlima sampai bintaro pukul 23.00 dengan kondisi badan yang kelelahan di jalan. bagiku semua itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kepuasan yang didapat dari pendakian ini. 


































Tidak ada komentar:

Posting Komentar