Kamis, 04 Mei 2017

Indonesia Siap Berlari




Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Data pada tahun 2016 menunjukkan bahwa populasi penduduk indonesia mencapai lebih dari 255 juta, hal ini menempatkan kita pada posisi ke 4 sebagai negara dengan penduduk terpadat.
Diperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 %, sedang 30 % adalah penduduk tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun 2020-2030. Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitara 60 juta jiwa, atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif. Kondisi penduduk kita memang sangat majemuk, dengan keanekargaman suku, agama, ras dan budaya yang tersebar di berbagai wilayah dari sabang sampai merauke. Meskipun pulau jawa memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan pulau lainnya, akan tetapi menurut data statistik untuk dekade 2000-2010, Papua merupakan provinsi dengan pertumbuhan penduduk terbesar yakni 5,46% sedangkan jawa tengah hanya 0,37%. Persebaran penduduk di Indonesia saat ini masih belum merata, program transmigrasi yang sempat digadang-gadang oleh pemerintah sebagai solusi mengatasi pemerataan penduduk sepertinya masih belum tercapai. Masyarakat kita cenderung lebih tertarik dengan urbanisasi. Oleh karena itu, mayoritas penduduk indonesia memilih tinggal di kota-kota besar atau sekitarnya seperti Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), Bandung (Jawa Barat), Bekasi (Jawa Barat),  Medan (Sumatra Utara) dll. Pola pikir mereka ini tentu bukan tanpa alasan, belum tercapainya pemerataan ekonomi dan pembangunan infrastruktur daerah yang cenderung lambat dan jauh tertinggal dengan pulau jawa adalah faktor utama yang mendorong mereka melakukan urbanisasi. Tentunya ketersediaan lapangan pekerjaan di kota adalah tujuan utama mereka, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kondisi perekonomian mereka. Kota-kota besar di Pulau Jawa adalah tujuan favorit para urban, Memang faktanya pulau jawa merupakan pusat bisnis dan industri dimana perusahaan-perusahaan raksasa dari kelas nasional sampai internasional banyak beroperasi disana. 
Statistik Indonesia menunjukkan bahwa 58% industri terpusat di pulau jawa, peringkat kedua ditempati oleh sumatra sebesar 24%, sedangkan pulau lain rata-rata menyumbang 5%. Dari fenomena inilah muncul istilah “Indonesia adalah Jawa". Peran serta aktiv pemerintah sangat diharapkan untuk mengatasi permasalahan pemerataan tersebut. Dari era pemerintahan SBY sampai Jokowi memang mulai digalakkan pembangunan wilayah luar jawa, tentunya kita semua berharap semoga program ini bisa terlaksana dengan lancar agar bisa mengurangi kesenjangan ekonomi antara jawa dan Luar Jawa.

Indonesia sebagai negara berkembang senantiasa mengembangkan segala potensi dalam berbagai sektor ekonomi. Sektor vital seperti pertambangan, industri, dan perdagangan telah berkembang dengan pesat seiring dengan bertambahnya penduduk usia produktif di indonesia. Seperti data yang dikutip dari Databooks/ katadata bahwa sektor pertambangan Indonesia menyumbang penerimaan cukup besar sebesar 7,2% menempati posisi kelima dibawah sektor konstruksi, pertanian, perdagangan. dan pengolahan. Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia konsep yang digunakan adalah sektor padat modal dan padat karya karena pada negara berkembang diperlukan modal yang besar untuk menghasilkan output dan dibutuhkan pula SDM yang banyak agar negara berkembang ini menjadi negara maju. Industri-industri yang berkembang di indonesia tentu siap menampung banyak tenaga kerja baik terdidik maupun terlatih. Permasalahannya tinggal bagaimana cara menarik para investor atau pemilik modal agar mau berinvestasi di Indonesia. Karena ketersediaan tenaga kerja melimpah juga harus diikuti dengan ketersediaan modal agar industri – industri di Indonesia cepat berkembang.

Salah satu manfaat yang dapat kita ambil adalah komposisi demografi Indonesia guna menunjang pertumbuhan perekenomian Indonesia yaitu penduduk usia produktif yang ada di Indonesia. Selama pemerintah mampu menyediakan lapangan kerja, Mereka bisa menjadi aset utama dalam meningkatkan perekonomian. Sebaliknya, jika pemerintah tidak siap untuk menyediakan lapangan pekerjaan, hal ini akan menjadi boomerang bagi pemerintah karena tingkat pengangguran yang sangat tinggi akan menggangu stabilitas perekonomian. Hasil studi menunjukkan usia penduduk Indonesia akhir tahun 2016 rata-rata adalah 28.6 tahun (perkiraan tahun 2016). Ini adalah median age yang berarti separuh dari populasi Indonesia berusia 28.6 tahun lebih dan separuhnya lagi umurnya di bawah 28.6 tahun. Mengenai jenis kelamin, rata-rata median age wanita Indonesia adalah 29.1 tahun, sementara median age pria lebih muda setahun (28.1 tahun). Tingginya usia produktif suatu bangsa berpengaruh positif terhadap aktivitas konsumsi dan produksi yang terjadi. Dengan banyaknya penduduk usia produktif, maka tersedia angkatan kerja yang cukup banyak untuk mendukung industrialisasi. Dengan kata lain, terdapat kesempatan perputaran uang baik lewat investasi maupun transaksi lainnya lebih besar. Sebagai contoh, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk dalam 3 terbaik di dunia. Data yang ada menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai lebih dari 50 persen usia produktif pada 2010 . Dengan kata lain, ada korelasi positif antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dari data yang diperoleh terdapat 15 sektor utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja, peringkat teratas di tempati oleh sektor perdagangan besar & eceran dan reparasi perawatan kendaraan yang menyerap lebih dari 22juta tenaga kerja, kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan, makanan dan minuman, pendidikan, dan konstruksi. Hal tersebut diikuti dengan tingginya PDB dari masing-masing sektor tersebut.
.
Lapangan pekerjaan semakin hari semakin berkembang. Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan bonus demografi di Indonesia. Banyaknya angkatan kerja yang dimiliki Indonesia merupakan potensi besar untuk menopang roda-roda perekonomian. Namun untuk menyiapkan itu semua tidak cukup hanya dengan menyediakan lapangan pekerjaan saja. Masih banyak aspek-aspek penting lain yang harus diperhatikan. Dalam hal Kompetensi misalnya, untuk mengembangkan potensi SDM, pemerintah hendaknya bisa memberikan sistem pendidikan yang berkualitas dan terjangkau. Apabila kualitas angkatan kerja kita tidak kompeten, maka tidak menutup kemungkinan kita akan kalah dengan para calon tenaga kerja asing dan kita hanya menjadi korban imperialisme gaya baru dimana kita hanya diperbudak orang asing lulusan sekolah/ universitas luar negeri yang lebih kompeten. Maka dari itulah Meskipun kita unggul secara kuantitas, akan lebih ideal jika diikuti dengan kualitas kompetensinya. Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan jaminan kesehatan yang memadai mengingat kebutuhan jaminan kesehatan adalah aspek penting yang melekat pada suatu entitas kerja. Aspek pemerataan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus dipecahkan. Semoga pembangunan infrastruktur di luar jawa dan optimalisasi transportasi laut yang sudah mulai digencarkan bisa menjadi titik awal pemerataan ekonomi di Indonesia. setiap daerah di Indonesia memiliki potensi ekonominya masing-masing, tinggal bagaimana pemerintah menggali dan memaksimalkan potensi yang ada. Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut memang tidak semudah yang diucapkan, pemerintah harus menyiapkan dana yang cukup besar dan merombak sistem tata kelola pemerintahan kita yang terkenal korup agar tidak menganggu produktifitas bangsa. Aspek pengawasan juga menjadi sorotan utama, pengawasan ketat dari pemerintah bisa terus dilakukan, seperti yang dipraktikkan Presiden Jokowi saat ini dengan mengunjungi langsung pembangunan-pembangunan infrastruktur di daerah-daerah. Maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia, dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi SDM-nya melalui pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi.
Mampukan Pemerintah kita memanfaatkan bonus demografi? 

Tema             : Manfaat bonus demografi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sumber Data : http://databoks.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar