Senin, 11 Maret 2013

Prolog


kesalahan di masa lalu seringkali meninggalkan beban pikiran, penyesalan atau kekecewaan yang senantiasa mengikuti kita. Mencoba melupakan semua yang telah terjadi seolah tidak pernah terjadi ternyata hanya ada dalam khayalan yang tidak mungkin diwujudkan.  Tulisan ini mungkin akan berisi sedikit pengakuan atau bahkan penyesalan.
Betapa bodohnya seseorang yang tidak bisa mengetahui perasaan dirinya sendiri, bukankah seharusnya orang itu sendiri yang paling tahu mengenai dirinya sendiri? Sikap angkuh telah berhasil menyembunyikan atau membelokkan isi hati kita, sehingga kita terlihat seolah-olah dikendalikan layaknya tokoh yang memainkan sebuah lakon dengan topeng yang menjijikan. Tapi masa lalu tetaplah menjadi guru yang berharga. Semakin pahit semakin semakin terasa jalan hidup kita. Pernah suatu waktu ketika aku sedang hanyut dalam kesucian malam, bayangan masa lalu itu datang dan  memaksaku untuk merenung. Dia, seorang gadis yang baik dan telah mengambil semua resiko yang ada untuk masuk dalam kehidupan seorang laki-laki yang angkuh. Pada awalnya semua sedikit kaku, tapi bagaimana kita bisa bertemu adalah suatu keputusan yang rumit. Hanya dalam hitungan bulan kisah ini berakhir, tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari kisah ini. Semakin dalam dijalani ternyata semakin tidak nyaman. Sekarang, penyesalan dan kekecewaan itu datang. Kenapa tidak coba dibicarakan terlebih dahulu, dan aku langsung mengambil sikap seperti itu. Waktu itu aku terlalu angkuh, sikapku terlalu kekanak-kanakan. Seolah-olah sikapku itu telah membuatku menjadi seorang yang kuat yang tidak bisa dikalahkan perasaan. Awalnya aku datang dan mencoba mempengaruhinya agar bersedia membuka hatinya, hingga akhirnya cerita ini menemukan alurnya ketika wanita itu telah bersedia membuka hatinya dan mengajakku menyelesaikan semua alur cerita sebagai sepasang kekasih. 

2 komentar: